Menurut Agustian
(2001:57) kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan. Dengan demikian ia akan mengawali segala
sesuatunya dengan nama Tuhan, menjalaninya sesuai dengan perintah Tuhan dan
mengembalikan apapun hasilnya kepada Tuhan.
Zohar dan Marshal menyatakan bahwa kecerdasan
spiritual merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia, karena paling
berperan dalam kehidupan manusia (Agustian,
2001:57). Kecerdasan spiritual merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembentukan kepribadian manusia., dan merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.
Proses Perkembangan
Kecerdasan Spiritual dan Penghayatan Keagamaan
Agama tidak sama dengan spiritualitas, namun menurut Mikley (Desmita, 2014:208) agama merupakan salah satu dimensi dari
spiritualitas disamping dimensi eksistensial. Dimensi eksistesial dari
spiritualitas berfokus pada tujuan dan makna hidup, sedangkan dimensi agama
dari spiritualitas berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Potensi kecerdasan spiritual berkembang karena adanya
pengaruh interaksi dengan lingkungan sekitar sampai akhir hayatnya.. Menurut Daradjat (2010:75) bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan penghayatan keagamaan adalah orangtua, guru dan dan
lingkungan.Pemahaman tentang penghayatan keagamaan sejalan dengan dengan
perkembangan kognitifnya. Oleh karena itu menurut Desmita ( 2014:282 ) meskipun pada masa awal anak-anak, mereka
telah diajarkan agama tetapi pada masa remaja mereka mempertanyakan kebenaran
keyakinan agama mereka sendiri. Remaja juga memperlihatkan pemahaman agama yang
lebih abstrak dan logis.
Menurut Kay
dalam Pikunas (Yusuf, 2006:13) bahwa
dalam perkembangan kesadaran beragama pada masa remaja, tugas utamanya adalah
mencapai kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Kematangan
remaja belum dikatakan sempurna, apabila belum menunjukkan kode moral yang
dapat diterima secara universal.
Implementasi dalam Pembelajaran
Jadilah social model dengan menampilkan sikap
dan perilaku yang mencerminkan kepribadian dan moral yang baik, serta cerdas
secara spiritual.
Bersikaplah
menerima semua peserta didik, terutama peserta didik dengan perilaku moral dan
kecerdasan spiritual yang masih rendah serta ciptakan iklim belajar yang
kondusif bagi perkembangan pribadi peserta didik agar tercapai perkembangan
yang optimal.
Rancang
pembelajaran dengan memasukan aspek moral atau karakter dan spiritual yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
Kembangkan perilaku
moral dan spiritual melalui, pembiasaan dan disiplin yang disertai konsekuensi
yang mendidik.
Biasakan berdoa
sebelum dan sesudah belajar dan dorong peserta didik untuk rajin beribadah
serta libatkan dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
Buat suatu
proyek/tugas kelompok/kelas yang dapat meningkatkan sikap altruisme. (sikap
membantu orang lain dengan ikhlas).
Bekerja sama dengan
wali kelas, guru BK dan guru agama serta orangtua untuk membantu meningkatkan
perilaku moral dan kecerdasan spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar